Setelah seharian melelahkan kerja akademis, pemuda itu tak tahan untuk tak merasa agak terkuras.Pikirannya mendung kelelahan, dan yang didambakannya hanyalah pelepasan dari monotonnya studinya.Pacarnya, merasakan kelelahannya, memutuskan untuk memberikan uluran tangan, atau lebih tepatnya, pantat yang membantu.Ia selalu bersemangat untuk menyenangkannya, dan kali ini tak ada bedanya.Ia menawarkan pantatnya yang manis dan ketat sebagai obat untuk kelelahannya, sebuah proposisi yang tak bisa ditolaknya.Saat ia menancapkan penisnya yang berdenyut-denyut dalam ke belakangnya yang mengundang, erangan kenikmatan keluar dari bibirnya.Ekrasi penetrasinya terlalu intens, ia menemukan banyak penolakan dan kehilangan gairah dalam dirinya.Gaian gairah dan gairah mereka hilang dengan ritme membuat gairah mereka bergema.Suara gairah dan gairah yang meledak-ledak dengan irama cinta yang memuncak padanya.Hari yang panjang ini, keletihannya yang murni, melanggar kepenatan cintanya pada kenikmatan murni untuk belajar.